SEKILAS
TENTANG FOTOGRAFI
Kata
photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti
gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.
Dalam
seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan
media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer
untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip
fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu
membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran
luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya
yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk
menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan
bantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat,
seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO
speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.
Jenis-jenis kamera
a.
Kamera film, sekarang juga disebut dengan
kamera analog oleh beberapa orang.
- Format film
Sebelum
kita melangkah ke jenis-jenis kamera film ada baiknya kita mengenal terlebih
dahulu berbagai macam format/ukuran film.
APS,
Advanced Photography System. Format kecil dengan ukuran film 16x24mm, dikemas
dalam cartridge. Meski format ini tergolong baru, namun tidak populer. Toko
yang menjual film jenis ini susah dicari di Indonesia.
- Format 135. Dikenal juga dengan
film 35mm. Mempunyai ukuran 24x36mm, dikemas dalam bentuk cartridge
berisi 20 atau 36 frame. Format ini adalah format yang paling populer,
banyak kita temui di sekitar kita.
- Medium format
- Large format
- Jenis Film
- Film B/W, film negatif hitam
putih.
- Film negatif warna. Paling
populer, sering kita pakai.
- Film positif, biasa juga
disebut slide. Lebih mahal dan rawan overexposure. Meski
demikian warna-warna yang dihasilkan lebih bagus karena dapat menangkap
rentang kontras yang lebih luas.
- Jenis-jenis kamera
- Pocket/compact. Kamera saku.
Populer bagi orang awam, sederhana dan mudah dioperasikan. Menggunakan
film format 35mm.
- Rangefinder. Kamera pencari
jarak. Kecil, sekilas mirip dengan kamera saku. Bedanya, kamera ini
mempunyai mekanisme fokusing (karenanya disebut rangefinder). Umumnya
menggunakan film format 35mm.
- SLR, Single Lens Reflex. Kamera
refleks lensa tunggal. Populer di kalangan profesional, amatir dan hobiis.
Umumnya mempunyai lensa yang dapat diganti. Menggunakan film format 35mm.
Disebut juga kamera sistem.
- TLR, Twin Lens Reflex. Kamera
refleks lensa ganda. Biasanya menggunakan format medium.
- Viewfinder. Biasanya menggunakan
format medium.
b. Kamera manual dan kamera otomatis. Kamera-kamera SLR terbaru umumnya sudah dilengkapi sistem
autofokus dan autoexposure namun masih dapat dioperasikan secara manual.
c.
Kamera digital. Menggunakan sensor digital sebagai
pengganti film.
1. Consumer. Kamera saku, murah, mudah pemakaiannya.
Lensa tak dapat diganti. Sebagian besar hanya punya mode full-otomatis. Just
point and shoot. Beberapa, seperti Canon seri A, memiliki mode manual.
2. Prosumer. Kamera SLR-like, harga menengah.
Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
3. DSLR. Digital SLR.
Shooting
mode
Mode
auto, mode point and shoot, tinggal
bidik dan jepret.
- Full auto, kamera yang
menentukan semua parameter.
- Portrait, kamera menggunakan
aperture terbesar untuk menyempitkan DOF.
- Landscape, kamera menggunakan
aperture terkecil.
- Nightscene, menggunakan
kecepatan lambat dan flash untuk menangkap obyek dan BG sekaligus.
- Fast shuter speed
- Slow shutter speed
Creative
zone
- P, program AE. Mirip dengan
mode auto dengan kontrol lebih. Dengan mode ini kita bisa mengontrol
exposure compensation, ISO, metering mode, Auto/manual fokus, white
balance, flash on/off, dan continues shooting.
- Tv, shutter speed priority AE.
Kita menetukan speed, kamera akan menghitung aperture yang tepat.
- Av, aperture priority AE. Kita
menentukan aperture, kamera mengatur speed.
- M, manual exposure. Kita yang
menentukan aperture dan speed secara manual.
Komposisi
dan Angle.
Komposisi
adalah penempatan obyek dalam frame foto
Angle
adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar.
Komposisi
dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer
sangat besar pengaruhnya
Fotografi – Dunia Dalam Bingkai
DASAR JURNALISTIK FOTO
Dasar kelahiran pertumbuhan jurnalistik foto, menurut Soelarko ditentukan oleh tiga faktor:
1. Rasa ingin tahu manusia, yang merupakan naluri dasar, yang menjadi wahana kemajuan.
2. Pertumbuhan media massa sebagai media audio visual, yang memuat tulisan (atau uraian mulut) dan gambar (termasuk gambar yang hidup).
3. Kemajuan teknologi, yang memungkinkan terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat (termasuk perfilm-an dan video untuk pemberitaan)
Dalam dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto merupakan salah satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain itu, foto merupakan pelengkap dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar, selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut.
Kelebihan dari sebuah foto sebagai medium komunikasi visual menjadikan lebih mudah dipahami dari pada tulisan yang membutuhkan tenaga dan pikiran.
Oscar Motuloh, fotografer dan supervisor biro foto Antara
“… Seorang jurnalis foto tidak sekedar menampilkan kekerasan dan darah tetapi juga merekam peristiwa-peristiwa di sekitar kita yang menarik untuk diabadikan, foto jurnalistik dan foto dokumentasi mempunyai dasar yang sama, keduanya berdasarkan realitas kehidupan. Keduanya hanya dibatasi oleh suatu garis yang tipis yaitu dipublikasikan atau tidak. Foto jurnalistik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu spot dan feature. Foto spot lebih bersifat berita, sedangkan foto feature memberi informasi yang tidak mudah basi, seperti essay foto yang banyak terdapat di majalah National Geographic dan keduanya berkembang pesat.”
Hendro Subroto, wartawan perang senior
“… foto jurnalistik harus bisa menceritakan kejadian sehingga tidak banyak komentar pun orang sudah tahu cerita fotonya foto itu dan yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah moment”
DEFINISI
Jurnalistik berasal dari bahasa Belanda “Journalistich” atau dalam bahasa Inggris “Journalism” yang bersumber dari bahasa Perancis “Journal”, asal kata dari “Jour” yang berarti hari. Jadi journal berarti catatan harian.
Journalistich berarti pengetahuan tentang penyiaran catatan harian dengan segala aspeknya, meliputi : mencari, mengolah, sampai kepada menyebarluaskan catatan harian tersebut. Dan yang disebarluaskan itu adalah apa yang biasa kita sebut sebagai berita.
Menurut Prof. Mitchel V. Charnley :
“News is timely report a fact or opinion of either interest or important or both to a considerable number of people”
(Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau keduanya bagi sejumlah besar orang.)
Fungsi jurnalistik :
• menyiarkan informasi
• mendidik
• menghibur
• mempengaruhi
Ciri-ciri surat kabar dan majalah :
• Universalitas
• Aktualitas
• Periodisitas
• Publisitas
Fotografi oleh pers disebut jurnalistik foto (Journalism Photography), dan foto-foto yang dihasilkan untuk Pemberitaan disebut foto berita (press foto atau news foto).
No comments:
Post a Comment